Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya
di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah
berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia
juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan
salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga
Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di
Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut.
Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia
berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi
permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku
dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka
serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.
Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para
hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar
dari sini.”
Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut
mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari
tempatnya.
Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan
aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar.
Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu
bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di
wajahmu.”
Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin
memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa
pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus
mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.
Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan
dan anda harus menjawabnya dengan tepat.”
Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan!
Sang pendeta pun mulai bertanya, “Sebutkan satu yang tiada duanya, dua
yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima
yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya,
delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang
tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada
tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya. Sebutkan sesuatu yang
dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan
berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan
sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu! Siapakah yang tercipta
dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari
api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan
siapakah yang terpelihara dari batu? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan
dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting
mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di
bawah sinaran matahari?”
Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman
mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan
Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’:
12).
Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa
ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika
menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.
Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan
makhluk.
Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT
berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang.” (Al-Mulk: 3).
Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.
Allah SWT berfirman, “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit.
Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas
(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).
Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada
Nabi Musa tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak,
darah, kutu dan belalang. (*
Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT
berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali
lipat.” (Al-An’am: 160).
Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf as.
Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa as yang
terdapat dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk
kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu
memancarlah daripadanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).
Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf
ditambah dengan ayah dan ibunya.
Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu
Shubuh. Allah SWT berfirman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai
menyingsing.” (At-Takwir: 18).
Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara
Yusuf AS, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami,
sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat
barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap,
Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan terhadap kalian.” Dan ayah
mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara
keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara
keledai.” (Luqman: 19).
Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam,
malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api
ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT
berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).
Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab
dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah
Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu
daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita
itu sangatlah besar.” (Yusuf: 28).
Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun,
setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran
matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari
dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan
dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim
tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan
niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja.
Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “Apakah kunci
surga itu?” mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya
diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan
kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu
terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha
mengelak.
Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan
semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda
tidak mampu menjawabnya!” Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui
jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.” Mereka
menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.” Sang pendeta pun berkata,
“Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah.”
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk
agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka
dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.
‘’ Kisah nyata ini diambil
dari Mausu’ah al-Qishash al-Waqi’ah melalui internet.(htp://www.gesah.net)’’
Di bagikan oleh kumpulan
cerita nasehat-eva kurniawan|4share
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA 1 Responses to "Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika"
Subahanallah.....
06/09/16, 04.22
Posting Komentar