Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
Bahwa Islam memerintahkan kita untuk menikah, kita sudah tahu dan tentu
akan berusaha melaksanakan. Tapi bagaimana kalau jodoh belum juga datang?
Jangan takut hidup sendiri ah!
Runi merasa gelisah karena ulang tahunnya yang ke 35 semakin dekat.
Ibunda dan anggota keluarga lain seakan tak pernah absen mengingatkan Runi
untuk segera menikah. "Saya juga
mau menikah, tapi kalau belum ada jodoh mau bagaimana?" ujar Runi jengkel.
Atika juga sudah bosan diingatkan saudara-saudaranya untuk berusaha
mencari jodoh. Namun kejengkelannya ini lebih karena dia sudah merasa semakin
mapan hidup melajang. Pekerjaan di kantor menyibukkannya sedemikian rupa
sehingga dia hampir tak punya waktu untuk beristirahat.
Beberapa dasawarsa lalu, bila seorang anak gadis belum juga menikah di
usia 20, orang tua dan seluruh penduduk kampung sudah pusing memikirkan nasib
si "perawan tua." Sekarang sudah semakin banyak kita temui wanita
yang tetap melajang hingga usia bahkan lebih dari 40. Ini tidak berarti
sekarang orang menganggap hidup melajang adalah hal yang biasa atau bahkan
baik, tetapi lebih karena semakin banyak orang yang bersikap realistis.
Salah satu sebab adalah pendidikan tinggi yang memungkinkan semakin
banyak wanta sibuk bekerja dan berkarir, misalnya. Tapi yang tak kalah penting
adalah karena semakin banyak orang menyadari bahwa menikahkan anak perempuan
tidaklah bisa main tunjuk saja – gadis-gadis masa kini memilih sendiri
pasangannya dan bila belum bertemu dengan yang tepat, mereka berpikir,
"Buat apa memaksa diri menikah dengan orang yang tak cocok? Aku tak mau
menderita demi status menikah!"
Terpaksa atau Tidak?
Menurut Dr. Rahmi Handayani, SpKJ dari Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya,
di Jakarta Barat, sekarang ini yang disebut wanita melajang adalah mereka yang
belum pernah menikah atau sudah pernah menikah dan bercerai atau menjanda
karena suami meninggal.
Banyak penyebab wanita melajang. Alasan yang paling umum adalah
gara-gara keasyikan bekerja meniti karir sehingga sudah lewatlah masa-masa
menemukan jodoh yaitu akhir usia 30-an dan awal usia 40an. Penyebab lain adalah pendidikan perempuan
yang semakin tinggi dan karir yang sudah mapan serta sikap yang sangat
mandiri, yang cenderung membuat
perempuan mencari pendamping hidup yang setara dengan kondisi sosial
ekonominya. Nah, persoalannya, para pria yang sudah mapan umumnya sudah
menikah.
Selain itu, dengan bertambah usia terjadi perubahan akan kebutuhan. Di
usia diatas 30 tahun, perempuan menginginkan hubungan yang serius, yaitu
mencari pria yang kelak menjadi suami. Untuk mencarinya ternyata tidak mudah,
apalagi karena perempuan cenderung lebih cepat dewasa dibandingkan pria.
Berpuluh tahun lalu, menikah adalah prestasi bagi perempuan. Orangtua
secepatnya menikahkan anak perempuannya ketika masih berusia 13 tahun keatas.
Usia 20 tahun belum menikah sudah dianggap perawan tua. Kini, deadline usia
menikah dimundurkan dari 18 tahun menjadi 25 tahun atau 28 tahun, maka barulah
berpikir untuk mencari jodoh. Masalah muncul ketika usia sudah mencapai akhir
30 tahun atau menjelang 40 tahun, namun jodoh belum mendekat juga. Mulailah
kepanikan.
Jangan Sembrono
Panik karena belum juga bertemu jodoh jangan sampai menimbulkan sikap
gegabah dan emosional. "Yang penting menikah, dengan siapa kek!"
misalnya. Padahal menikah mengandung konsekuensi, kewajiban dan tanggungjawab
yang tidak mudah. Menikah karena panik (daripada diejek tidak laku, daripada mesti
menunggu lagi padahal usia sudah tidak muda lagi atau alasan lain yang tidak
rasional) bukan tidak mungkin melemahkan posisi Anda dalam pernikahan sehingga
sulit menemukan kebahagiaan.
Dr. Rahmi Handayani, SpKJ mengingatkan, kita tidak perlu memusingkan
menikah atau lajang. Yang penting perempuan lajang mampu menjaga sikap yang
tidak bertentangan dengan syariah Islam serta memiliki pola pikir yang
dewasa. "Kita tidak perlu melihat
menikah atau tidak menikah, tapi coba lihat sikap, perilaku, pola pikir
perempuan melajang yang dapat dicontoh kebaikannya oleh kaum muslimah,"
ujar Rahmi.
"Ciptakan sikap luwes dan mudah beradaptasi dengan lingkungan
sosial," saran Rahmi. Tekankan pula kepada diri bahwa status tidak menikah
karena belum datangnya jodoh bukanlah aib atau penyebab tidak lengkapnya hidup
Anda. "Yang penting, pandai-pandai menjaga diri agar terhindar dari fitnah
serta selalu berpandangan positif agar bisa menikmati hidup tanpa stress."
Tawakal
Menikah adalah sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam supaya
rumah lebih tenang dan perempuan dijauhkan dari fitnah. Persoalannya, jodoh
ditentukan oleh Allah ta'ala. Manusia perlu menyikapinya dengan tawakal. Nah,
yang wajib dilakukan oleh perempuan lajang adalah berdoa disertai usaha.
Misalnya Rabbi habli minashshalihin (Ya Tuhanku, karuniakanlah untuk (pasangan
atau anak) dari kaum yang shalih) atau Rabbana hablana min azwajina
wazurriyyatina kurrata `aunin waj`alna lilmuttaqina imama (Ya Tuhanku,
karuniakanlah kepadaku dan pasanganku dan anak-anak kami penyejuk mata dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.)
Jangan lupa pula berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla dengan berdoa
dan menundukkan diri kepada-Nya agar Dia berkenan menyiapkan suami yang
diridai-Nya.
Sesungguhnya Allah ta'ala berfirman: "Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku," (Al-Baqarah: 186).
Dan Allah berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu," (Ghafir: 60). Kemudian Allah mengingatkan melalui
firman-Nya," Dan Dia memberikan rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya, Dan barangsiapa
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah Melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah Mengadakan
ketentuan bagi setiap sesuatu."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Ketahuilah
bahwa sesungguhnya pertolongan (kemenangan) disertai dengan kesabaran,
kelonggaran itu disertai dengan kesusahan, dan bersama kesulitan ada
kemudahan."
Maka bermohonkah kepada Allah 'Azza wa Jalla agar Dia memudahkan urusan
Anda dan mengabulkan doa Anda. Oleh: Ratih Sayidun
http://muslimah.eramuslim.com/indexx.php?view=_inspirasimuslimah-detail&id=2
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Hidup Melajang dan Bahagia, Siapa Takut?"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA 0 Responses to "Hidup Melajang dan Bahagia, Siapa Takut?"
Posting Komentar