Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
Jakarta, Pernahkah Anda melihat orang yang makan makanan aneh seperti
tanah, pasir, kapur, puntung rokok, lampu, bulu bahkan kotoran binatang. Bisa
jadi orang itu menderita Pica, penyakit pola makan yang aneh.
Pica biasa terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan orang dewasa.
Penderita Pica biasanya mengonsumsi makanan yang tidak masuk akal.
Pica sering
terjadi pada anak-anak dan juga orang dewasa.
Sebanyak 10 hingga 32 persen anak-anak usia 1-6 tahun punya kebiasaan
makan yang aneh ini. Tak hanya anak-anak, Pica juga bisa terjadi pada ibu
hamil, terutama yang mengalami gangguan psikologis. Pica juga terjadi pada
orang dewasa yang sedang diet, ketagihan tekstur tertentu pada mulutnya atau
yang punya masalah sosial atau ekonomi.
Penyebabnya hingga kini masih belum diketahui dengan jelas. Tapi
beberapa peneliti menduga kurangnya zat besi dan anemia memicu pola makan
tersebut. Penderita Pica biasanya sering makan tanah, pasir, daun, batu, kapur,
puntung rokok, lampu, pensil, besi, es, cat, tanah liat, bulu binatang, lumpur
bahkan kotoran binatang.
Penyakit Pica tidak ada tanda maupun gejalanya. Satu-satunya cara untuk
mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah guna mengetahui kandungan besi
dan seng. Meskipun anak-anak memang sering memasukkan semua benda ke dalam
mulutnya, tapi orang tua harus waspada dan curiga jika hal itu menjadi
kebiasaan.
Untuk menyembuhkan penderita Pica, dibutuhkan penanganan secara
keseluruhan, meliputi pendidikan perilaku yang benar, lingkungan yang mendukung
dan pendekatan keluarga. Pemberian hukuman juga cukup efektif untuk mengatasi
penderita Pica. Penderita Pica butuh sosok terapis, psikolog atau psikiater
yang bisa mengatasi masalah psikologisnya.
Penggunaan obat-obatan hanya diperlukan jika penderita Pica sudah
mengalami gangguan atau penyakit mental. Pada beberapa kasus, ketidaknormalan
pola makan ini biasanya hilang beberapa bulan dan sembuh dengan sendirinya.
Namun pada kasus lainnya, penyakit ini bisa bertahan hingga usia remaja atau
dewasa, apalagi jika sudah mengalami gangguan mental.
Komplikasi yang sering terjadi diantaranya yaitu infeksi, masalah
pencernaan, keracunan dan malnutrisi.
Beberapa budaya percaya bahwa dengan memasukkan benda apapun ke dalam
mulut akan menghasilkan kekuatan magis ke dalam tubuhnya. Beberapa studi memang
menunjukkan bahwa anak-anak yang makan tanah liat lebih baik dalam mengatasi
gejala morning sickness pada saat dewasa.
Sharon Bell Buchbinder, RN, PhD adalah seorang Profesor pedriatik dari
Department of Health Science at Towson University di Towson, Maryland pernah
mendapatkan satu kasus Pica yang cukup unik dan tragis.
“Waktu itu saya diberitahu suster bahwa ada seorang anak yang melakukan
kebiasaan makan tidak normal. Setelah saya temui, ternyata ia adalah gadis
berumur 11 tahun yang sedang mengandung. Ia berwajah sangat pucat, tubuhnya
menggeliat-geliat, tak suka disentuh, suaranya mengerang dan di sekitarnya
penuh tanah dan kotoran,” ujar Buchbinder seperti dikutip dari Lifeloom, Jumat
(13/11/2009).
Gadis itu bernama Susie. Menurut Buchbinder, Susi adalah gadis yang
sangat sensitif dan tertutup. “Ia dibuang oleh keluarganya karena hamil. Untuk
menyembunyikan kehamilannya, keluarga menempatkannya di rumah pamannya. Dan
sejak itu, ia mengalami penyakit pica. Karena khawatir meninggal, akhirnya
keluarga memanggil saya,” jelas Buchbinder.
Anehnya sang ibu dan keluarga justru membiarkan Susie memakan tanah dan
kotoran itu. “Ibunya bilang bahwa makanan itu punya kekuatan magis dan akan
menguatkan kandungannya. Saya langsung shock karena di zaman moderen ini
ternyata masih ada orang yang berpikiran seperti itu,” tutur Buchbinder.
Dengan perlahan-lahan, Buchbinder akhirnya berhasil membujuk Susie
untuk berdiri dan pindah dari lantai yang penuh dengan kotoran dan tanah.
“Waktu saya angkat badannya, ada sebuah kaki kecil yang keluar dari
mulut vaginanya. Saat itu juga saya kaget, karena ternyata itu adalah kaki sang
bayi yang ada di rahimnya. Bayi itu akan segera keluar dari perutnya,” ujar
Buchbinder.
Tanpa berlama-lama, Buchbinder dan susternya melakukan proses
persalinan, dan syukur sang bayi masih bisa terselamatkan. Susie pun akhirnya
mendapat terapi perawatan medis dan psikologis untuk mengembalikannya seperti
semula. Entah apa yang yang terjadi jika Susie tidak segera ditangani saat itu.
Sumber: Detikhealth
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Pica, Penyakit Gangguan Makan yang Aneh"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA 1 Responses to "Pica, Penyakit Gangguan Makan yang Aneh"
menjijikkan!!!
30/09/11, 20.29
Posting Komentar