Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telepon di
rumah kami. Inilah telepon masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding,
dan kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran dan minta
disambungkan dengan nomor telepon lain. Sang operator akan menghubungkan secara
manual.Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa , kalau putaran di putar ,
sebuahsuara yang ramah, manis, akan berkata :"Operator"Dan si
operator ini maha tahu.
Ia tahu semua nomor telepon orang lain.! Ia tahu nomor
telepon restoran, rumah sakit, bahkan nomor telepon toko kue di ujung kota.
Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak
ada seorangpun dirumah, dan jempol kiri saya terjepit pintu. Saya berputar
putar kesakitan dan memasukkan jempol ini kedalam mulut tatakala
saya ingat ….operator!!
Segera saya putar bidai pemutar dan menanti
suaranya."Disini operator…"
"Jempol saya kejepit pintu…"kata saya sambil
menangis . Kini emosi bisa meluap, karena ada yang mendengarkan.
"Apakah ibumu ada di rumah ?"tanyanya.
"Tidak ada orang"
"Apakah jempolmu berdarah ?"
"Tidak , cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali"
"Bisakah kamu membuka lemari es ?"tanyanya.
"Bisa, naik di bangku"
"Ambillah sepotong es dan tempelkan pada
jempolmu…"
Sejak saat itu saya selalu menelpon operator kalau perlu
sesuatu.
Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu
kota sebuah Negara, tanya tentang matematik. Ia juga menjelaskan bahwa tupai
yang saya tangkap untuk dijadikan binatang peliharaan , makannya kacang atau
buah.
Suatu hari, burung peliharaan saya mati. Saya telpon sang
operator dan melaporkan berita duka cita ini.
Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata
kata hiburan yang biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang
sedih. Tapi rasa belasungkawa saya terlalu besar.
Saya tanya :"Kenapa burung yang pintar menyanyi dan
menimbulkan sukacita sekarang tergeletak tidak bergerak dikandangnya ?"
Ia berkata pelan :"Karena ia sekarang menyanyi di dunia
lain…"Kata -kata ini - ngga tau bagaimana - menenangkan saya.
Lain kali saya telpon dia lagi.
"Disini operator"
"Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?"
Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun. Kami
sekeluarga kemudian pindah kota lain. Saya sangat kehilangan "Disini
operator"
Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan
masa kecil selalu saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh
pengertian dan mau meladeni anak kecil.
Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya studi
trip ke kota asal.
Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telepon, dan
minta bagian"operator"
"Disini operator"
Suara yang sama. Ramah tamah yang sama.
Saya tanya :"Bisa ngga eja kata kukuruyuk"
Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan :"Jempolmu
yang kejepit pintu sudah sembuh kan ?"
Saya tertawa."Itu Anda…. Wah waktu berlalu begitu cepat
ya"
Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua
pembicaraan waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya. Ia berkata serius
:"Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu menunggu nunggu
kau menelpon"
Saya ceritakan bahwa , ia menempati tempat khusus di hati
saya. Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi."Tentu, nama saya
Saly"
Tiga bulan kemudian saya balik ke kota asal. Telpon
operator. Suara yang sangat beda dan asing. Saya minta bicara dengan operator
yang namanya Saly.
Suara itu bertanya"Apa Anda temannya ?"
"Ya teman sangat lama"
"Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun
terakhir bekerja paruh waktu karena sakit sakitan. Ia meninggal lima minggu
yang lalu…"
Sebelum saya meletakkan telepon, tiba tiba suara itu
bertanya :"Maaf,apakah Anda bernama Paul ?"
"Ya"
"Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia
menulisnya di atas sepotong kertas, sebentar ya…"
Ia kemudian membacakan pesan Saly :"Bilang pada Paul,
bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN… Paul akan mengerti kata kata ini…
Saya meletakkan gagang telepon. Saya tahu apa yang Saly
maksudkan.
Jangan sekali sekali mengabaikan bagaimana Anda menyentuh
hidup orang lain!!
Source:ebook kumpulan motivasi
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Operator Telepon"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA 0 Responses to "Operator Telepon"
Posting Komentar