Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
Suatu hari,
ketika berusia sembilan tahun, ia menginap dirumah temannya, Debbie, untuk
pertama kalinya. Ketika waktu tidur tiba, ibu Debbie mengantar dua anak itu
ketempat tidur dam memberikan ciuman selamat malam pada mereka berdua. “Ibu
sayang padamu,” kata ibu Debbie. “Aku juga sayang Ibu,” gumam Debbie.
Cindy sangat
heran, hingga tak bisa tidur. Tak pernah ada yang memberikan ciuman apapun
padanya.. Juga tak ada yang pernah
mengatakan menyayanginya.
Sepanjang malam ia berbaring sambil berpikir,
Mestinya memang seperti itu.Ketika ia
pulang, orangtuanya tampak senang melihatnya. “Kau senang di rumah Debbie?”
tanya ibunya. “Rumah ini sepi sekali tanpa kau,” kata ayahnya. Cindy tidak
menjawab. Ia lari ke kamarnya. Ia benci pada orangtunya. Kenapa mereka tak
pernah menciumnya? Kenapa mereka tak pernah memeluknya atau mengatakan
menyayanginya? Apa mereka tidak menyayanginya? Ingin rasanya ia lari dari
rumah, dan tinggal bersama ibu Debbie. Mungkin ada kekeliruan, dan orangtuanya
ini bukanlah orang tua kandungnya. Mungkin ibunya yang asli adalah ibu Debbie.
Malam itu,
sebelum tidur, ia mendatangi orangtunya. “Selamat malam,”katanya.
Ayahnya,yang
sedang membaca koran menoleh. “Selamat malam”, sahut ayahnya. Ibu Cindy
meletakkan jahitannya dan tersenyum. “Selamat malam, Cindy.”
Tak ada yang
bergerak. Cindy tidak tahan lagi.”Kenapa aku tidak pernah diberi ciuman?”
tanyanya. Ibunya tampak bingung. “Yah,” katanya terbata-bata, “sebab… Ibu
rasanya karena tidak ada yang pernah mencium Ibu waktu waktu Ibu masih kecil.
Itu saja.”
Cindy
menangis sampai tertidur. Selama berhari-hari ia merasa marah. Akhirnya ia memutuskan
untuk kabur. ia akan pergi kerumah Debbie dan tinggal bersama mereka. Ia tidak
akan pernah kembali kepada orangtuanya yang tidak pernah menyayanginya.
Ia mengemasi
ranselnya dan pergi diam-diam. Tapi begitu tiba di rumah Debbie, ia tidak
berani masuk. Ia merasa takkan ada yang mempercayainya. Ia takkan diizinkan
tinggal bersama orangtua Debbie. Maka ia membatalkan rencananya dan pergi.
Segalanya
terasa kosong dan tidak menyenangkan. Ia takkan pernah mempunyai keluarga
seperti keluarga Debbie. Ia terjebak selamanya bersama orangtua yang paling
buruk dan paling tak punya rasa sayang di dunia ini.
Cindy tidak
langsung pulang, tapi pergi ke taman dan duduk di bangku. Ia duduk lama, sambil
berpikir,hingga hari gelap. Sekonyong-konyong ia mendapat gagasan. Rencananya
pasti berhasil . Ia akan membuatnya berhasil.
Ketika ia
masuk kerumahnya, ayahnya sedang menelpon. sang ayah langsung menutup telepon.
ibunya sedang duduk dengan
ekspresi cemas. Begitu Cindy masuk, ibunya berseru,” Dari mana saja kau? Kami
cemas sekali!”.
Cindy tidak
menjawab, melainkan menghampiri ibunya dan memberikan ciuman di pipi, sambil
berkata,”Aku sayang padamu,Bu.” Ibunya sangat terperanjat, hingga tak bisa
bicara. Lalu Cindy menghampiri ayahnya dan memeluknya sambil berkata,”Selamat
malam, Yah. Aku sayang padamu,” Lalu ia pergi tidur, meninggalkan kedua
orangtunya yang terperangah di dapur.
Keesokan
paginya, ketika turun untuk sarapan, ia memberikan ciuman lagi pada ayah dan
ibunya. Di halte bus, ia berjingkat dan mengecup ibunya. “Hai, Bu,”katanya.
“Aku sayang padamu.”
Itulah yang
dilakukan Cindy setiap hari selama setiap minggu dan setiap bulan. Kadang-kadang
orangtuanya menarik diri darinya dengan kaku dan canggung. Kadang-kadang mereka
hanya tertawa. Tapi mereka tak pernah membalas ciumannya. Namun Cindy tidak
putus asa. Ia telah membuat rencana, dan ia menjalaninya dengan konsisten.
Lalu suatu
malam ia lupa mencium ibunya sebelum tidur. Tak lama kemudian, pintu kamarnya
terbuka dan ibunya masuk. “Mana ciuman untukku ?” tanya ibunya, pura-pura marah.
Cindy duduk tegak. “Oh, aku lupa,” sahutnya. Lalu ia mencium ibunya. “Aku
sayang padamu, Bu.” Kemudian ia berbaring lagi. “Selamat malam”, katanya, lalu
memejamkan mata. Tapi ibunya tidak segera keluar. Akhirnya ibunya berkata. “Aku
juga sayang padamu.” Setelah itu ibunya membungkuk dan mengecup pipi Cindy.”Dan
jangan pernah lupa menciumku lagi,” katanya dengan nada dibuat tegas. Cindy
tertawa. “Baiklah,”katanya. Dan ia memang tak pernah lupa lagi.
Bertahun-tahun
kemudian, Cindy mempunyai anak sendiri, dan ia selalu memberikan ciuman pada
bayi itu, sampai katanya pipi mungil bayinya menjadi merah. Dan setiap kali ia
pulang kerumah, yang pertama dikatakan ibunya adalah, “Mana ciuman
untukku?” Dan kalau sudah waktunya Cindy pulang, ibunya akan berkata, Aku
sayang padamu. Kau tahu itu, bukan?”
“Ya,Bu,”
kata Cindy. “Sejak dulu aku sudah tahu.”
# Bila kita
ingin mengubah sesuatu dalam kehidupan kita sehari-hari dan ingin agar orang
lain melakukannya pada diri kita sendiri, Lakukan & mulailah dari diri kita
sendiri. Jangan putus asa !!!.
# Bila jadi
orangtua kelak, untuk menunjukkan kasih sayang kepadanya, “Cium dan Peluklah”.
# Hargailah
apa yang anda miliki, terutama orang yang anda cintai. Hargai juga waktu yang
anda miliki, berikanlah waktu untuk anak, keluarga atau orang yang anda cintai
walau hanya sesaat namun berarti untuknya dan bisa membuatnya bahagia.
Source:ebook motivasi
Baca juga Cerita Hikmah - Cerita Islami | Cerita Motivasi | Cerita
inspirasi | Cerita
Mengharukan dan berbagai Kisah Kehidupan pilihan
lainnya.. Yang diambil dari berbagai sumber, Mudah-mudahan bermanfaat untuk
kita semua.
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Mulailah Dari Diri Kita Sendiri"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA 0 Responses to "Mulailah Dari Diri Kita Sendiri"
Posting Komentar