Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
“Alhamdulillah
kyai, dalam urusan pekerjaan, mendapatkan proyek Allah memberi kemudahan dan
kelancaran kepada saya, bahkan proyek – proyek yang di mata rekan bisnis saya
sulit, kalau saya yang maju, biasanya bisa goal. Hal ini karena satu kata yang
saya pegang kyai, “saya tetap semangat dan tak mau menyerah” kyai ?” ungkap
kontraktor.
”Bagus kalau
begitu.....” jawab kyai.
”Namun dalam
hal ibadah, ternyata tak semudah yang saya bayangkan. Seringkali sudah berusaha
bersemangat diri untuk melakukan sebuah ibadah, namun ujung – ujungnya tidak
bisa istiqomah.” ungkap kontraktor.
”Lantas
bagaimana ?” tanya kyai.
”Ya itu
kyai, bagaimana saya bisa tetap istiqomah ?” tanya kontraktor.
Setelah
mendengar pertanyaan kontraktor, kyaipun terdiam sejenak. Setelah berdiam diri
sebentar, ia mulai berbicara.
”Kemarin,
saya kedatangan tamu seorang bupati di sini, setelah ngobrol ngalor ngidul,
katanya ia mau membangun jalan di daerah sini, dan ia mau tenderkan proyek
jalan tersebut, gimana kamu mau ga ?” tanya sang kyai.
”Yah...mau
sekali kyai. ”, jawab si kontraktor dengan sumringah.
”Ya, tapi
proyek itu tetap ditenderkan secara terbuka, pakai e-auction kalau ga salah,
bilangnya.” lanjut kyai.
”Ya, ga apa
– apa kyai, saya sudah terbiasa dengan e-auction”, jawab kontraktor dengan
lebih sumringah.
Suasana kemudian
agak diam, si kontraktorpun dalam diamnya terlihat lebih segar dan sumringah.
Setelah agak lama, rupanya kontraktor agak tersadar kenapa sang kyai malah
ngobrol proyek, padahal ia menanyakan perihal istiqomah.
”Ngapunten
kyai, terus pertanyaan saya yang tadi tentang istiqomah gimana ?” si kontraktor
mulai menanyakan lagi.
”Sebenarnya
kamu sendiri sudah bisa menjawab, namun kamu tidak menyadarinya.” jawab kyai.
”Begini...
kamu bisa tetap bersemangat dalam mengerjakan sebuah proyek, bahkan proyek yang
sulitpun bisa kamu atasi, padahal saya yakin tidak semua orang bisa mengerjakan
proyek tersebut, kenapa ?” tanya sang kyai.
”Ya...imbalan
keuntungan kyai” jawab kontraktor.
”Nah itu
jawabannya....., selama mengerjakan proyek kamu mesti tidak melihat sulitnya
pekerjaan karena visimu ingin menghasilkan keuntungan setelah proyek tersebut
terselesaikan.
Kalau kamu
beribadah, masih melihat sebagai beban, bukan dibalik ibadah itu sendiri
selamanya kamu tidak akan bisa istiqomah sama halnya kamu mengerjakan proyek
penglihatanmu kepada proyek itu sendiri bukan imbalan keuntungan yang akan
didapat.
Namun ketika
penglihatanmu dibalik pekerjaan itu, maka pekerjaan itu menjadi mudah dan
menyenangkan. Ketika ibadahmu dijadikan sarana untuk menggapai keluhuran dari
Allah maka, ibadah tidak terasa sebagai beban namun anugerah, dan anugerah
istiqomah akan hadir dengan sendirinya.” ungkap sang kyai.
Mendengar
uraian itu, si kontraktor manggut – manggut, namun kemudian bertanya, ” Saya
belum mengerti kyai ?”
Sejenak
kemudian kyaipun berkata,
”Kalau kamu
mengejar yang ratusan juta bahkan miliaran rupiah kamu bisa semangat,
konsisten, kenapa menjaga yang lebih besar daripada itu tidak bisa ? padahal
dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda,'Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia
dan seisinya'.”
Wallahu
a’lam.
Source:kangtris.com
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Menggapai Istiqomah"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA