Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
Berikut ini sebuah kisah seorang pemuda
berumur 15tahun.Seorang pemuda bangsawan
kaya raya,ia telah ditinggalkan mati oleh ayahnya dan memperoleh harta
warisan yang sangat banyak.
Pada suatu hari ia mengikuti majelis
pengajian yang diadakan oleh Syekh bernama
Abdul Wahid.Di dalam majelis itu ada seorang peserta pengajian yang
membacakan Al Qur'an, ayat 111 surat At-Taubah: "Sesungguhnya Allah
telah membeli diri
orang mukminin, jiwa dan harta mereka dengan bayaran jannah (surga)".
Lalu
pemuda tadi berkata : "Ya Abdul Wahid, sungguh Allah telah membeli
dari kaum mukminin jiwa dan harta mereka, dan akan dibayar dengan jannah? Jawabku, "Ya, benar hai anakku tercinta,"
Lalu ia berkata, "Ya, Abdul Wahid,
saksikanlah bahwa aku telah menjual
diri dan hartaku untuk mendapat jannah!"
Maka
saya katakan kepadanya, "Sesungguhnya tajamnya pedang
itu berat dihadapi, dan kau masih anak-anak, dan aku khawatir kalau-kalau kamu
tidak tabah, tidak sabar sehingga mereka
tidak kuat melanjutkan perjuangan itu."
Pemuda itu menjawab,"Aku menjual diri kepada Allah
untuk mendapat Jannah, lalu lemah?? Saksikanlah sekali lagi bahwa aku telah
menjual diriku kepada Allah." Karena
itu kami merasa malu, anak kecil dapat berbuat demikian, sedang kami tidak,
maka pemuda itu segera menyedekahkan
semua hartanya kecuali kuda dan pedangnya, dan sekedar harta untuk bekalnya.
Dan ketika telah tiba masa keberangkatan
pasukan, maka dialah yang pertama-tama
tiba dan mengucapkan,"Assalaamu`alaika ya Abdul Wahid".
Jawabku,"Wa`alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, semoga Allah
memberikan keuntungan dalam jualanmu".
Kemudian dalam perjalanan maka pemuda
itu selalu puasa di waktu siang dan bangun
malam dan menjaga kami di waktu malam, dan melayani keperluan-keperluan
kami di waktu siang, bahkan ia merangkap
memelihara ternak kami sehingga sampailah kita diperbatasan Negeri Rum.
Tiba-tiba pada suatu hari ia datang
terburu-buru sambil berseru, “Alangkah rinduku pada Al-Aina Al-Mardhiyah ..
!!", sehingga banyak orang menyangka mungkin ia terganggu ingatannya.
Maka aku sambut ia,"Wahai anakku
tercinta, siapakah Al-Aina Al-Mardhiyah?"
jawabnya, "Aku tadi tertidur sebentar, tiba-tiba aku mimpi ada orang
datang kepadaku dan berkata, "Mari aku bawa kau kepada Al-Aina
Al-Mardhiyah," lalu aku dibawa ke suatu kebun di tepi sungai yang
airnya jernih segar, dan di
sana banyak gadis-gadis cantik yang lengkap dengan perhiasan yang
tidak dapat aku katakan.Dan ketika melihat kepadaku,
mereka merasa gembira dan berkata,
"Itulah suami Al-Aina Al-Mardhiyah, maka aku
ucapkan,"Assalamu`alaikum apakah
disini tempat Al-Aina Al-Mardhiyah?".Mereka menjawab,"Kami
hamba dan pelayan, teruslah berjalan ke depan."
Kemudian aku teruskan perjalanan
tiba-tiba bertemu dengan sungai susu yang tidak
berubah rasanya ditengah-tengah kebun(taman),juga dikelilingi
gadis-gadis sangat cantik, dan ketika mereka melihatku,langsung berkata,
"Demi Allah itulah suami Al-Aina Al-Mardhiyah telah tiba, lalu aku salam,
"Assalamu`alaikum, apakah ada
diantara kamu Al-Aina Al-Mardhiyah?" lalu mereka berkata, "Kami hanya hamba dan
pelayan-pelayannya, silahkan maju
terus.".
Tiba-tiba aku bertemu dengan sungai
anggur disuatu lembah yang juga digunakan sebagai tempat bersuka ria
gadis-gadis yang sangat cantik molek, sehingga
aku lupa kecantikan gadis-gadis sebelumnya.
Akupun mengucapkan, "Assalamu`alaikum,
apakah ada diantara kalian Al-Aina Al-Mardhiyah?". "Tidak,
kami hanya hamba dan pelayannya, teruskan jalan ke depan," jawab mereka.
Tiba-tiba aku bertemu dengan sungai madu
dan kebunnya yang penuh dengan gadis-gadis cantik, yang kecantikannya bagaikan cahaya,
maka aku ucapkan, "Assalamu`alaikum, apakah di
sini ada Al-Aina Al-Mardhiyah?".Mereka menjawab,
"Ya Waliyallah, kami hamba dan pelayannya,majulah terus."
Dan ketika aku berjalan tiba-tiba aku
bertemu kemah dari permata yang berlubang,
dan di muka kemah itu ada gadis penjaga pintu yang sangat cantik dan
lengkap dengan perhiasannya. Maka ketika ia melihatku, ia
gembira dan segera
berseru, wahai Al-Aina Al-Mardhiyah,
inilah suamimu telah datang, maka langsung aku mendekat ke kemah itu. Tiba-tiba
ia sedang duduk diatas tempat tidur
emas yang
bertaburkan permata yaqut dan
berlian,dan ketika melihatnya benar-benar aku
terpesona karena kecantikannya.
Lalu ia menyambut aku dengan kalimat,
"Marhaban bin Waliyir rahman, sudah hampir
(dekat) pertemuan kita." Maka aku langsung akan mendekapnya, tetapi
ia berkata, "Sabarlah dahulu, belum masanya, sebab kamu masih hidup di
dunia, tetapi malam ini kamu berbuka puasa disini, Insya Allah."
Kemudian aku bangun dari tidurku itu,
hai Abdul Wahid,dan rasa-rasanya aku tidak
sabar lagi.Abdul Wahid berkata,”Maka belum selesai ia melanjutkan
ceritanya tiba-tiba terlihat pasukan musuh, maka kami pergi menyerangnya
bersama-sama pemuda itu, dan aku perhatikan ia telah membunuh sembilan orang
kafir, maka segera aku pergi melihatnya, tiba-tiba ia
tersenyum dengan berlumur darah sehingga ia meninggal dunia
(Rahimahullah)."
Dikutip dari : Abu Laits As Samarqandi,
Tanbihul Ghofilin hal 1004-1009
Dan (di dalam surga itu) ada
bidadari-bidadari yang bermata jeli, (Al Qur'an, Surat 56 : 22)
Di dalam surga-surga itu ada
bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik - cantik.Bidadari-bidadari yang
jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.
Mereka tidak pernah disentuh oleh
manusia sebelum mereka dan tidak pula oleh jin.
(Al Qur'an, Surat 55 : 70,72,74)
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Bidadari Sebening Mata"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA 0 Responses to "Bidadari Sebening Mata"
Posting Komentar