Tags: cerita motivasi (1200), cerita islami (261), cerita hikmah (104), cerita nasehat (313), cerita teladan (334), kumpulan cerita motivasi (203), kisah islami(247), kisah teladan (331), kisah hikmah (110), kumpulan kisah teladan (263), artikel motivasi (2011), artikel islam (105), artikel kesehatan (211), kumpulan artikel motivasi (300), berita islami (2012), motivasi islam (2010),artikel kesehatan (500)
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah
istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya
menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa
digerakkan lagi.
Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan
istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya
sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia
pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani
istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami
seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak
Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat
tidur.
Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,
sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yang masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua
mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah
tinggal dengan keluarga masing-masing dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia
yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yang sulung berkata " Pak
kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu
tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak bahkan bapak tidak ijinkan
kami menjaga ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya "sudah
yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti
ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu
sebaik-baik secara bergantian".
Pak suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anak mereka.
"Anak-anakku Jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak
akan menikah..tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah
lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya
tersekat, kalian yang selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta
yang tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu
apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini. kalian menginginkan bapak
bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya
sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat
oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit." Sejenak
meledaklah tangis anak-anak pak suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil
jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat
dicintainya itu..
Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV
swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak
suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak
bisa apa-apa..disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di
studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak
Suyatno bercerita.
"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam
perkimpoiannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping
hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai
saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang
anak yang lucu-lucu.
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi
dia sakit.."
Source:ebook kumpulan cerita motivasi
BERBAGI DENGAN SATU KLIK!!!
"Mencintai apa adanya"Silahkan Share/bagikan kepada sahabat Anda Insya Allah bermanfaat.
"ARTIKEL MOTIVASI LAINNYA 0 Responses to "Mencintai apa adanya"
Posting Komentar